Rabu, 30 Juni 2010

Teori perkembangan

Perkembangan adalah aspek progesif adaptasi terhadap lingkungan yang bersifat kualitatif. Contoh perubahan kualitatif ini adalah peningkatan kapasitas fungsional penguasaan terhadap beberapa ketrampilan yang lebih kecil. Misalnya, perubahan kualitatif yang signifikan dan yang dapat di observasi untuk usia prasekolah adalah berpartisipasi dalam percakapan telepon dengan orang tua mereka. Sebelum mengembangkan kapasitas ini, merekan harus mengembangkan kosa kata yang sederhana, belajar untuk meletakkan kata bersamaan dalam frase dan kalimat, dan mengembangkan pemahaman kognitif tentang denda permanen
Menurut (Whaley dan Wrong) mengemukakan Pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan Perkembangan adalah menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ketingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran.
Maturasi merupakan proses berkembang dan bertumbuh menjadi penuh. Hal tersebut meliputi biologis individu, kondisi fisiologis dan keiginan untuk belajar perilaku yang lebih matur, untuk matur, individu mungkin harus meninggalkan perilaku sebelumya dan belajar menggabungkan pola-pola yang baru kedalam perilaku yang ada atau keduanya.
Periode kritis perkembangan
Periode kritis pertumbuhan dan perkembangan melibatkan kritis perkembangan. Periode kritis merupakan putaran spesifik dari waktu selama lingkungan tersebut memiliki dampak paling besar pada individu. Selama periode kritis ini beberapa bentuk stimulasi sensoris penting untuk kemajuan perkembangan. Tanpa stimulasi penyelesaian tugas menjadi sulit atau tidak tercapai. Misalnya toddler yang tidak di dorong untuk belajar berjalan selama waktu tertentu bisa mengalami kesulitan belajar berjalan pada waktu yang lain. Karena itu kemajuan perkembangan bergantung pada waktu dan tingkat stimulasi, maupun pada kesiapan untuk distimulasi oleh lingkungan. Stimulus yang diberikan terlalu awal mungkin tidak berguna. Misalnya anak yang berusia 18 bulan dapat belajar menulis dengan tidak memperhatikan intensitas stimulus.
Prinsip pertumbuhan dan perkembangan
Beberapa prinsip pertumbuhan dan perkembangan merupakan hal yang benar untuk semua orang. Kebiasaan ini diekspresikan dengan konsep berikut:
1. Individu memiliki potensi adaptif untuk perubahan kualitatif untuk perubahan kualitatif dan kuantitatif dengan menerima stimulus dari lingkungan tersebut .
2. Individu memperoleh keunikannya dari interaksi hereditas dan lingkungan.
3. Tujuan utama perkembangan adalah pencapaian potensi (realisasi diri dan atau aktualisasi diri).
Prinsip dasar pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan merupakan hal yang teratur dan mengikuti rangkaian tertentu.
2. Perkembangan merupakan sesuatu yang terarah dan berlangsung terus dalam cara sebagai berikut
- Cephalocaudal, pertumbuhan berlangsung terus dari kepala ke arah bawah dari bagian tubuh
- Proximodistal, perkembangan berlangsung terus dari daerah pusat (proksimal) tubuh ke arah luar (distal)
- Differentiation, ketika perkembangan berlangsung terus dari hal yang mudah kea rah yang lebih kompleks
3. Perkembangan merupakan hal yang kompleks, dapat diprediksi, terjadi dengan pola yang konsistendan kronologis.
4. Perkembangan merupakan hal yang unik untuk individu dan untuk potensi genetik, dan setiap individu cenderung untuk mencari potensi maksimum perkembangan.
5. Perkembangan terjadi melalui konflik dan adaptasi dan aspek yang berbeda berkembang pada waktu yang berbeda menciptakan periode dari keseimbangan dan ketidakseimbangan.
6. Perkembangan meliputi tantangan bagi individu dalam bentuk tugas yang pasti sesuai umur dan kemampuan.
7. Tugas perkembangan membutuhkan praktik dan tenaga, fokus perkembagan ini berbeda sesuai dengan setiap tahap perkembangan dan tugas.

Tahap pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang berjalan terus dan berliku-liku, proses kompleks yang sering dibagi ke dalam tahap yang di atur sesuai kelompok umur. Walaupun bagian kronologis ini merupakan pilihan, hal tersebut berdasarkan waktu dan rangkaian tugas perkembangan yang harus dicapai individu untuk maju di tahap berikutnya.

Periode usia tahap perkembangan:

1. Periode prenatal :
Masa konsepsi sampai lahir
Germinal: dari masa konsepsi sampai kira-kira 2 minggu
Embryonic : 2 – 8 minggu
Fetus : 8 – 40 minggu (lahir)
Rata-rata pertumbuhan yang cepat dan ketergantungan membuat masa ini menjadi salah satu periode yang paling genting dalam proses perkembangan. Hubungan antar kesehatan materal dan tanda yang pasti pada bayi yang baru lahir menekankan pentingnya perawatan prenatal yang adakuat untuk kesehatan dan kesejahteraan bayi.

2. Periode bayi :
Lahir sampai 12 atau 18 bulan
Neonates : lahir sampai 28 hari
Bayi : 1 sampai mendekati 12 bulan
Perkembangan fisiknya.
sangat cepat dan stabil dan proporsional. Fungsi fisiologisnya stabil pada akhir tahun pertama ditandai dengan tidur, eliminasi, dan rutinitas menyusui yang dapat di prediksi. Perkembangan motorikya berlangsung terus secara stabil dengan arah kepala sampai kepada kaki. Mengangkat kepala, tengkurap, duduk, berdiri dengan pengangan, berdiri sendiri, berjalan dengan memegang furniture, sampai kepada melangkah sendiri. Motorik halus menggenggam benda dan memasukkan kemulut, menggunakan telapak tangan, memindahkan sesuatu dari satu tangan ke tangan yang lain, melemparkan dan mulai membuat angka-angka.
Perkembangan kognitif.
Bayi akan belajar dari pengalamannya sendiri, mengembangkan ketrampilan motorik dan mobilitas, serta meningkatkan pendengaran, penglihatan memperluas perkembangan kognitif. Koordinasi mata, pendengaran dan motorik mengalami kemajuan. Berbicara merupakan aspek penting dalam tahun pertama. Bertingkah laku menangis, mendengkur, dan tertawa, meniru bunyi-bunyian, memahami perintah yang sederhana serta memiliki kosa-kata.
Perkembangan psikososial
Selama tahun pertama bayi mulai membedakan diri mereka sendiri dari orang lain sebagai bagian yang terpisah yang melakukan tindakan pada diri mereka sendiri. Kemampuan bayi untuk membedakan pengasuh atau orang tua dan orang lain terjadi pada saat ini. Bayi mencari orang yang terdekat mencari dukungan dan rasa nyaman. Kemampuan membedakan dirinya dengan orang lain membuat bayi dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan.

3. Masa kanak-kanak awal : 1 – 6 tahun
Toddler : 1 – 3 tahun
Pra sekolah : 3 – 6 tahun
Perkembangan fisik.
Perkembangan ketrampilan motorik yang cepat membolehkan anak untuk berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri sendiri seperti makan, berpakaian dan eliminasi. Kemampuan motorik halus seperti menggambar atau menyusun permainan sudah mulai sempurna. Fungsi fisiologis jantung dan pernafasan dan tekanan darah mulai stabil. Pertumbuhan berat dan tinggi sedikit lambat.
Perkembangan kognitif.
Mampu mengingat kejadian, mampu menempatkan pemikiran kedalam kata-kata. Menggunakan symbol untuk menunjukkan benda tempat dan orang.memiliki kosa-kata sampai 300 kata namun secara umum berbicara dengan dalam kalimat pendek. Toddler belum memahami konsep baik dan benar, mereka hanya mengerti fakta bahwa hasil yang menyenangkan(penguatan positif) dan hasil yang tidak menyenangkan (penguatan negative) mereka berperilaku semata-mata hanya untuk menghindari hal yang tidak menyenangkan dan mencari kesenangan.
Perkembagan psikososial.
Secara sosial terikat dengan orang tua mereka dam merasa takut untuk berpisah dari orang tua mereka. Anak terus asik bermain sendiri tetapi juga bermain bersama yaitu bermain dekat dengan anak lain.
Pra sekolah 3 – 6 tahun
Perkembanngan fisik.
Beberapa aspek perkembangan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah denyut jantung dan pernafasan mulai semakin mendekati normal. Berat badan meningkat 2,5 kg per tahun, panjang 2 – 3 inchi per tahun dan kepala sudah mencapai 90%. Terjadi peningkatan koordinasi otot besar dan halus. Berlari dengan baik, berjalan naik turun dengan mudah dan melompat, melempar serta dapat menangkap bola. Motorik halus yaitu kemampuan menggambar semakin baik.
Perkembangan kognitif.
Perkembangan moral usia prasekolah terus meluas sampai meliputi permulaan pemahaman tentang perilaku yang di sadari secara social benar dan salah. Dapat mengidentifikasi dengan baik perilaku yang menghasilkan hadiah atau hukuman untuk melabel perilaku ini sebagai sesuatu yang benar atau salah. Kosa kata prasekola terus meningkat secara cepat, hamper memiliki 2000 kata yang mereka dapat gunakan untuk menentukan benda yang dikenal, mengidentifikasi warna, dan mengekspresikan keinginan dan frustrasi mereka.bahasa lebih social dan pertanyaan lebih meluas.
Perkembangan psikososial.
Rasa keingin tauhuan mereka dan inisiatif berkembang mengarah pada eksplorasi aktif terhadap lingkungan dan perkembangan ketrampilan baru dan membuat teman baru. Identifikasi peran jenis kelamin menjadi semakin kuat dan anak sering berasumsi peran orang dari jenis kelamin mereka. Bermain berpura-pura yang melibatkan situasi imajinasi bergantung pada kemampuan mereka untuk mempertahankan bayangan tentang hal-hal yang pernah mereka lihat dan dengar dan mulai mengembangkan konsep diri.

4. Masa kanak-kanak pertengahan : 6 – 11 atau 12 tahun
Sering dikatakan sebagai “usia sekolah,” periode perkembangan ini merupakan periode dimana anak diharapkan untuk menjauh dari kelompok keluarga dan berada di tengah dunia yang lebih luas yang lebih luas dari teman sebaya.
Perkembangan fisik.
Laju pertumbuhan selama tahun sekolah awal lebih lambat daripada setelah lahir tetapi meningkat secara terus menerus. Rata-rata tinggi badan meningkat 5cm pertahun dan berat badan 2-3.5 kg per tahun namun semua laju pertumbuhan sangat bervarisi. Denyut jantung dan respirasi, tekanan darah semakin mendekati kearah normal dewasa. Pertumbuhan halus semakin sempurna, oleh karena mampu memegang garpu dan sendok ketika makan dan mampu menggunakan pisau. motorik kasar menunjukkan sudah mampu naik sepeda.
Perkembangan kognitif.
Kemampuan untuk berfikir dengan cara logis tentang disini dan saat ini dan bukan tentang abstraksi. Mampu memahami dunia secara luas karena sudah menggunakan proses pemikiran yang logis dengan materi yang kongkret. Mampu memcahkan masalah melalui intligensia, pendidikan dan pengalaman tetapi tidak semua anak dapat meningkatkan ketrampilan ini. Perkembangan bahasa sangat cepat. Rata-rata 3000 kosa-kata akibat meluasnya pergaulan dengan teman sebaya, orang dewasa dan kemampuanya membaca.
Perkembangan psikososial.
Pada saat ini anak berjuang untuk mendapatkan kompetensi dan ketarampilan yang penting bagi mereka. Anak yang mendapat keberhasilan positif merasa adanya perasaan berharga dan sebaliknya yang mengalami kegagalan akan menarik diri. Ini merupakan periode kritis perkembangan konsep diri.
Perkembangan moral.
Mereka memandang aturan sebagai prisip dasar kehidupan, bukan hanya perintah dari yang memiliki otoritas. Seiring dengan berkembang mereka menilai lebih fleksibel dan mengevalusi aturan untuk diterapkan pada situasi yang ada.

5. Masa kanak-kanak akhir : 11 – 21 tahun
Pra remaja : 10 – 13 tahun
Periode transisi dari masa kanak-kanak menuju remaja pertumbuhan fisik merupakan permulaan dorongan pertumbuhan skelet sekunder seperti pertumbuhan rambut pubis, payudara pada wanita menandakan sudah dekat dengan masa pubertas. Anak lebih sosial dan pola perilakunya lebih sukar di perkirakan. Biasanya baik anak laki-laki dan perempuan membentuk kelompok teman baik atau “genk”
Remaja : 13 – 18 tahun
Perkembangan fisik.
Terjadi sangat cepat maturasi seksual dan terjadi seiring perkembangan karakteristik seksual primer dan sekunder. Karakteristik primer berupa fisik dan hormonal yang penting untuk reproduksi dan karakteristik sekunder secara eksternal berbeda pada laki-laki dan perempuan. Fokus utama perubahan fisik :
- Peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet dan otot dan visera
- Perubahan spesifik-seks, seperti perubahan bahu dan lebar pinggul.
- Perubahan distribusi otot dan lemak.
- Perkembangan system reproduksi dan karakteristik seks sekunder.
Perubahan pada anak wanita biasanya lebih awal dibandingkan daripada ajak laki-laki.
Perkembangan kognitif.
Pada saat ini adalah tingkat tertinggi perkembangan intelektual. Mampu menyelesaikan masalah melalui tindakan logis. Jika berkonfrontasi dengan masalah remaja dapat mempertimbangkan beragam penyebab dan solusi yang sangat banyak. Saat remaja adalah waktunya untuk Mencari identitas. Umumnya remaja berfikir bahwa orang tua mereka memiliki pemikiran yang sempit atau materialistik. Perkembangan bahasa hampir lengkap, kosakata terus meluas. Fokus utama pada ketrampilan komunikasi yang dapat digunakan secara efektif dalam berbagi situasi. Remaja mampu mengkomunikasikan pemikiran, perasaaanya, dan kenyataan pada sebaya, orang tua, guru, dan orang-orang yang berwenang lainya.
Perkembangan psikososial.
Membentuk teman sebaya yang dekat. Bekerja mandiri secara emosional dari orang tua, sambil mempertahankan ikatan keluarga.
Periode kacau dari maturasi yang cepat dan perubahan yang di kenal sebagai remaja dipertimbangkan periode transisi yang dimulai pada saat mulainya pubertas dan berlanjut sampai titik masuk kearah dunia dewasa, yang mungkin terjadi setelah lulus sekolah menengah atas. Pada remaja akhir anak mulai menginternalisasi semua nilai yang telah dipelajari sebelumnya yang lebih berfokus pada individu kelompok.

6. Dewasa 18 – 65
Dewasa awal transisi (18 - 24)
Teori perkembangan pada masa dewasa awal.
- mendapat kebebasan dari pengawasan orang tua
- mereka mulai mengembangkan persahabatan yang akrab dan hubungan intim diluar keluarga
- membentuk seperangkat nilai pribadi
- mengembangkan rasa identitas pribadi
- mempersiapkan untuk kehidupan kerja dan mengembangkan kapasitas keintiman

Dewasa tengah 25 - 39
Pertumbuhan fisik berhenti kecuali berat badan masih bisa berubah. Perkembangan kognitif.
Kebiasaan berfikir rasional meningkat secara tetap. Pengalaman pendidikan formal dan informal, pengalaman hidup secara umum dan kesempatan bekerja secara dramatis meningkatkan konsep individu, pemecahan masalah dan ketrampilan motorik.dapat memperlajari ketrampilan dan informsi yang baru.
Perkembangan psikososial.
Selama dewasa akan terjadi perpindahan rumah oleh karena pernikahan. Memiliki keluarga baru dengan istri dan anak-anak. Mengejar karier.bagi wanita masa subur dan biasanya mengurus rumah tangga.

Dewasa akhir 40 – 65 tahun
Perubahan fungsi kognitif jarang terjadi pada dewasa akhir kecuali trauma atau sakit.
Perkembangan psikososial.
Mulai ditinggalkan oleh anak, kejadian yang tidak diharapkan misalnya meninggalnya teman sebaya, perubahan hidup terjadi oleh karena kelahiran cucu.

Beberpa ahli teori perkembangan yang membuat tahapan perkembangan :


I. Jean Piaget “teori perkembangan kognitif”
Ahli teori perkembangan jean piaget dilahirkan di nauchatel Switzerland pada 9 agustus 1896. Orang tuanya bernama professor sastera dalam bidang sejarawan dan ibunya bernama rabecca Jackson. Jean piaget merupakan anak pertama yang suka berdikari dan berminat tentang ilmu alam. Meninggal pada usia 84 tahun yaitu 1981. Mulai menulis yaitu saat ia masih mudah yaitu saat berusia 10 tahun dan telah mendapat gelar PhD pada saat berusia 22 tahun. Teori yang di kemukakan adalah teori perkembangan kognitif kanak-kanak.
Konsep-konsep penting teori perkembangan menurut jean piaget :
Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan Psikologi Perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya Schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya—dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam mempresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan dalam konstruksivisme, yang berarti, tidak seperti teori navitisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun pengetahuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan.
Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia :
• Periode Sensorimotor (usia 0-2 tahun)
• Periode Pra-Operasional (2-7 tahun)
• Periode Operasional Konkrit (7-11 tahun)
• Periode Operasional Formal (Usia 11 tahun sampai dewasa).

1. Periode Sensorimotor (usia 0-2 tahun)
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah reflex bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi reflex bawaan tersebut. Periode sensotimotor adalah periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan :
1. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia 6 minggu dan berhubungan terutama dengan refleks.
2. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
3. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan kondisi antara penglihatan dan pemaknaan.
4. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia Sembilan sampai dua belas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
5. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulandan berhubungan terutama dengan penemuan-penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
6. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.

2. Periode Pra-Operasional
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bias menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul.
Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan mempresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu cirri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walaupun warnanya berbeda-beda.
Menurut Piaget, tahapan Pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapai ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai mempresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang disekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.

3. Periode Operasional Konkrit (7-11 tahun)
Tahapan ini adalah tahapan ke tiga dari empat tahapan. Muncul antara enam sampai duabelas tahun an mempunyai cirri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah :
Pengurutan--Kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuran, bentuk, atau cirri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke benda yang paling kecil.
Klasifikasi--Kemampuan untuk member nama dan mengidentifikasikan serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda lainnya kedalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animism (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)
Decentering--anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bias memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tetapi pendek lebih sedikit isinya disbanding cangkir kecil yang tinggi.
Reversibility--anak mulai memahami bahwa benda atau jumlah benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
Konservasi--memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
Penghilangan sifat Egosentris--kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan siti menyimpan boneka ke dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi Konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.
4. Periode Operasional Formal (Usia 11 tahun sampai dewasa).
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam Teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak pada usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap uni adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis dan nila. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada “gradasi abu-abu” di antaranya. Dilihat dari factor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas ( saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.

Keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Walau tahapan-tahapan itu bias dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya selalu sama. Tidak ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur.
• Universal (tidak terkait budaya)
• Bisa digeneralisasi :
Representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri seseorang berlaku juga pada semua konsep dan isi pengetahuan.
• Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara logis
• Urutan tahapan bersifat Hirarkis ( setiap tahapan mencakup elemen-elemen dari tahapan sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasidan terintegrasi)
• Tahapan mempresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif.

II. H. Erick Erickson “teori psikososial”
Teori perkembangan kepribadian yang dikemukakan erik erikson merupakan salah satu teori yang memiliki pengaruh kuat dalam psikologi bersama dengan Sigmund freud, erikson mendapat posisi penting dalam psikologi. Hal ini karena ia menjelaskan tahap perkembangan mulai lahir hingga lanjut usia. Satu hal yang tidak dilakukan oleh freud. Selain itu karena freud lebih banyak berbicara dalam wilayah ketidaksadaran manusia, teori erikson yang membawa aspek kehidupan social dan fungsi budaya dianggap lebih realistis. Oleh karena itu, teori erikson banyak digunakan untuk menjelaskan kasus atau hasil penelitian yang terkait dengan tahap perkembangan, baik anak, dewasa, lansia. Teori itu juga diaplikasikan langsung baik pada perempuan maupun laki-laki. Sayangnya penerapan semacam ini sebenarnya merupakan suatu kesalahan metodologis. Bila kita berbicara mengenai masalah generalisasi teori, maka teori erikson seharusnya tdak digeneralisasikan secara universal. Apalagi menyangkut sangat tidak tepat jika kasus perempuan dibahas denga menggunakan teori erikson. Sebagian besar tahapan perkembangan yang dikemukakan erikson merupakan hipotensis belaka. Hanya perkembangan masa kanak-kanak dan remaja yang didasarkan erikson pada hasil penelitiannya.
Adapun tahapan perkembangan menurut Erick Erickson sebagai berikut :
1. Percaya versus tidak percaya (0-1 tahun)
Penanaman rasa percaya adalah hal yang sangat mendasar pada fase ini. Terbentuknya kepercayaan diperoleh dari hubungan dengan orang lain dan orang pertama yang berhubungan adalah orang tua, terutama ibunya. Oleh karena itu ibu memerlukan dukungan dari suami untuk membina hubungan yang dekat dengan anak.
2. Otonomi versus rasa malu dan ragu(1-3 tahun)
Perkembangan otonomi berpusat pada kemampuan anak untuk mengontrol tubuh dan fungsinya. Anak ingin melakukan semua hal dengan kemampuannya sendiri. Seperti berjalan,berjinjit, memanjat, dan memilih mainan atau barang yang diinginkanya. Pada fase ini anak akan menitu perilaku orang lain disekitarnya dan ini merukan proses belajar. Sebaliknya, perasaan malu dan ragu akan timbul apabila anak meras dirinya kerdil atau saat mereka dipaksa oleh orang tuanya atau orang dewasa lainnya untuk berbuat sesuatu yang diketahui meraka.
3. Inisiatif versus rasa bersalah (3-6 tahun)
Perkembangan inisiatif diperoleh dengan cara mengkaji linkungan melalui kemampuan indranya. Anak mengembnagkan pengindraannya dengan Eksplorasi terhadap apa yang disekelilingnya. Hasil akhir yang diperoleh adlah kemampuan unutk menhasilkan sesuatu sebagai prestasinya.
4. Industry versus inveriority (6-12 tahun)
Anak akan belajar untuk bekerja sama dan bersaing dengan anak anak yang lain melalui kegiatan yang dilakukan baik kegiatan akademi maupun dalam pergaulan melalui permainan yang dilakukannya bersama. Kemampuan anak untuk berinteraksi social lebih luas dengan teman dilingkungannya dapat memfasilitasi berkembangan perasaan sukses.
Perasaan tidak adekuat dan rasa inverior atau rendah diri akan berkembang apabila anak terlalu mendapat tuntutan dari lingkunagnnya dan anak tidak nerhasil memenuhinya.
5. Identitas dan kerancuan peran (12-18 tahun)
Anak remaja akan berusah untuk menyesuaikan perannya sebagai anak yang sedang berada pada fase teransisi dan kanak kanak menuju dewasa. Individu mengembangkan kedekatan dan berbagi hubungan dengan yang lainnya yang mungkin termasuk pasangan seksualnya.
Ketidakpastian individu mengenai dirinya sendiri akan mempunyai kesulitan mengembangkan keitiman. Seseorang tidak versedia ata tidak mampu untuk berbagai mengenai diri sendiri akan merasa sendiri.
6. Generativitas versus absorbsi diri atau stagnasi (40 – 65 tahun)
Dewasa matang dihadapkan pada kesadaran tentang penetapan dan bimbingan. Untuk generasi selanjutnya. Orang dewasa melihat kedalam diri sendiri dan umumnya mengekspresikan kepedulian pad dunia di masa yang akan datang.
Absorbsi diri orang dewasa akan direnungkan dengan kesejahteraan pribadi dan peningkatan materi. Perenungan dengan diri sendiri mengrah pada stagnasi kehidupan.
7. Integritas ego versus putus asa (65 – mati)
Masa lansia dapat melihat kebelakang dengan rasa puas dan penrimaan hidup dan kematian.
Resolusi yang tidak berhasil dalam krisis ini bisa menghasilkan perasaan putus asa karena individu melihat kehidupan sebagai bagian dari ketidak beruntungan, kekecewaan dn kegagalan.

III. Perkembangn Moral (Kohlberg)
1. Fase Preconventional
Anak belajar baik buruk atau benar dan salah melalui budaya sebagai dasar dalam peletakan nilai moral. Tahap ini dibagi 3 tahap :
a. Didasari oleh adanya rasa egosentris pada anak, kebaikan adalah seperti apa yang saya mau, rasa cinta, dan kasih saying akan menolong memahami akam membuat mereka mengenal keburukan.
b. Orientasi hukuman dan ketaatn baik dan buruj sebagai konsekuensi dan tindakan. Hati hati jika seorang anak memukul temannya dan orang tua tidak member sanksi, anak akan berpikir bahwa tindakan bukan merupakn sesuatu yang buruk.
c. Anak berfokus pada motif yang menyenangkan sebagai suatu kebaikan.
2. Fase Konfensional
Anak sudah mampu bekerja sama dengan kelompok dan mempelajari serta mengadopsi norma norma yang ada dengan kelompok dan mempelajari dalam lingkungan keluarga.
Anak mempertahankan dengan menggunakan norma dalam keputusannya dan memberikan contoh karakteristik yang baik seperti jujur setia murah hati baik dari keluarga maupun teman sekelompoknya.
3. Fase Postconventional
Tindakan anak yang diyakini dipersiapkan sebagai suatu kebaikan. Ada 2 fase yaitu orientasu pada hokum dan orientsi pada prinsip etik umum.
a. Anak menempatkan nilai budaya hokum dan perilaku yang tepat yang menguntungkan bagi masyarakat sebagai sesuatu yang baik.
b. Sebagai tingkat nilai moral tertinggi anak dapat menilai perilaku baik dan buruk dari dirinya sendiri.
Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
Mahluk manusia adalah system kompleks dan terbuka yang di pengaruhi oleh dorongan alami dari dalam dan dari lingkungan. Umumnya, dorongan alami menentukan batasan perkembangan, dimana factor eksternal menghadirkan keuntungan untuk mencapai potensi tersebut.
Pertumbuhan dan perkembangan setiap anak tidak sama karena banyak factor yang mempengaruhi baik dari dalam diri anak maupun dari lingkungannya. Pengaruh tersebut mencangkup factor lingkunagn seperti kondisi prenatal, pengaruh budaya lingkungan , status social dan ekonomi keluarga, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga / latihan fisik , posisi anak dalam keluarga dan factor internal seperti kecerdasan, pengaruh hormonal tentunya hormone sematotropil dan hormon tiroid yang menstimulasi metabolism tubuh serta pengaruh emosi orang tua trutama ibu.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan yaitu :

Faktor Pengaruh yang berhubungan
Kekuatan alam Hereditas
Genetika menetapkan pembawaan jenis kelamin, ras, rambut dan warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dn untuk beberapa keunikan psikologis yang lebih mendalam

Temperamen
Temperamen ditandai dengan alam perasaan psikologis di mana anak dilahirkan dan termasuk tipe perilaku mudah, lambat sampai gangar dan sulit. Hal tersebut mempengaruhi interaksi antara individu dan lingkungan.

Kekuatan external
Keluarga
Tujuan keluarga untuk melindungi dan memberi makan anggota keluarganya.
Fungsi keluarga meliputi keinginan untuk bertahan hidup, rasa aman, bantuan terhadap perkembangan emosi dan sosial, bantuan dengan mempertahankan hubungan, penjelasan mengenai masyarakat dan dunia dan bantuan dalam mempelajari peran dan perilaku.
Keluarga memberi pengaruh melalui nilai, kepercayaan, adat istiadat, dan pola spesifik dari interaksi dan perilaku.
Posisi ordinal dan jenis kelamin mempengaruhi interaksi dan komunikasi individu dalam keluarga.

Kelompok teman sebaya
Kelompok teman sebaya member pelajaran lingkungan yang baru dan berbeda
Kelompok teman sebaya memberi pola dan struktur yang berbeda dalam hal interaksi dan komunikasi, memerlukan gara perilaku yang berbeda.
Fungsi kelompok teman sebaya termasuk membiarkan individu belajar mengenai kesuksesan dan kegagalan untuk mendapatkan penerimaan, dukungan, dan penolakan sebagai manusia unik yang merupakan bagian dari keuarga. Dan untuk mencapai tujuan kelompok dengan memenuhi kebutuhan, tekanan dan harapan

Pengalaman
Pengalaman hidup dan proses pembelajaran membiarkan individu berkembang dengan mengaplikasikan apa uang telah dipelajari pada kebutuhan yang perlu dipelajari.
Proses pembelajaran meliputi beberapa tahapan: mengenali kebutuhan untuk mengetahui tugas penguasaan keterampilan untuk menjalankan tugas yang membutuhkan kemampuan yang lebih meluas. Integrasi ke dalam seluruh fungsi dan menggunakan keterampilan yang diakumulasi serta pengalaman untuk mengembangkan penampilan perilaku efektif.

Kesehatan dan lingkungan
Tingkat kesehatan mempengaruhi respons individu terhadap lingkungan dna respons orang lain pada individu tersebut.

Kesehatan prenatal
Factor perkonsepsi (mis, factor genetic dan kromosom, umur maternal, kesehatan) dan pasca konsepsi (mis, nutrisi, peningakatan berat badan, pemakaian tembakau dan alcohol, masalah medis, penggunaan pelayanan pranatal)mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fetal.

Nutrisi
Pertumbuhan diatur oleh factor makanan. Nutrisi yang adekuat mempengaruhi apa dan bagaimana kebutuhan fisiologis, maupun kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya di penuhi.

Istirahat
Keseimbangan antara istirahat atau tidur dan olahraga merupakan hal yang penting untuk memudahkan tubuh. Gangguan yang menghambat pertumbuhan, sedangkan keseimbangan mendorong kesehatan fisiologis dan psikologis.

Status kesehatan
Sakit atau luka berpontensi mengganggu pertumbuhan dan perkembangan. Sifat dan durasi masalah kesehatan mempengaruhi dampaknya. Sakit atau cedera yang berkepanjangan bisa menyebabkan ketidak mampuan untuk mengatasi dan menjawab kebutuhan dan tugas tahap perkembangan.

Lingkungan tempat tinggal

Factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan meliputi musim, iklim, kehidupan sehari-hari dan status social ekonomi.


Daftar pustaka
1. Gunarsa, Singgih D., Dasar dan Teori Perkembangan Anak (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1981).
2. Gunarsa, Y. Singgih D. & Gunarsa, Singgih D., Psikologi Remaja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1980).
3. Gunarsa, Y. Singgih D. & Gunarsa, Singgih D., Psikologi Untuk Muda-Mudi (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1977).
4. Hurlock, Elizabeth B., Adolescent Development (Tokyo: Mc Graw-Hill Kogakusha Ltd, 1973).
5. Hurlock, Elizabeth B., Developmental Psychology (New Delhi: Tata Mc Graw-Hill Publishing Company Ltd, 1976).
6. Sarwono, Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1976).
7. Potter dan Perry 2005 Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik 4th Jakarta: ECG
TAHAP-TAHAP PERAWATAN DALAM KEPERAWATAN MENURUT PEPLAU
ORIENTASI (ORIENTATION)
Tahapan pertama adalah orientasi, dimana perawat dan pasien bertemu sebagai dua orang asing. Pasien dan atau keluarga memiliki “rasa butuh” maka penolong professional di cari. Tetapi kebutuhan ini belumlah di identifikasi atau di mengerti oleh individu-individu yang terlibat. Sebagai contoh seorang gadis 16 tahun menelpon komunitas pusat kesehatan jiwa hanya karena ia merasa ”tertekan”. Inilah tahap bahwa perawat perlu menolong pasien dan keluarga untuk memahami sesungguhnya apa yang terjadi dengan pasien.
Merupakan hal yang sangat penting bahwa perawat bekerjasama dengan pasien dan keluarga untuk menganalisa keadaan, sehingga mereka bersama-sama dapat memahami, menjelaskan dan menyimpulkan masalah yang ada. Ambil contoh yang ada ; perawat dalam peran counselor menolong gadis remaja yang merasa tertekan itu untuk memahami bahwa perasaan itu adalah akibat perdebatanya dengan ibunya atas malam kencanya yang terakhir. Saat Perawat terus mendengarkan, ada hal yang membuat gadis ini tertekan dari perdebatan tersebut. Ketika Perasaan tersebut telah didiskusikan dan gadis itu mengakui bahwa perdebatan itu telah membuat dia depresi. Selanjutnya perawat dan pasien dapat menyimpulkan permasalahanya. Kemudian orang tua dan gadisnya setuju perlu mendiskusikan hal tersebut dengan perawat. Penjelasan satu sama lain dan penyimpulan masalah pada tahap orientasi, menyebabkan pasien langsung mampu menambah energy dari rasa keragu-raguan memenuhi kebutuhanya untuk lebih berani menghadapi permasalahnya. Hubungan telah dibentuk dan berlanjut lebih erat lagi sementara masalah telah di identifikasi.
Sementara pasien dan keluarga berdiskusi dengan perawat keputusan bersama dibuat tentang bentuk bantuan professional apa yang akan dilakukan. Perawat yang menjadi sumber yang dapat bekerja dengan pasien dan keluarga. Salah satu alternative perawat mungkin dapat terlibat dalam semua perjanjian yang telah disepakati merujuk keluarga kepada sumber yang lain seperti ahli psikologi, ahli psikiatrik, atau pekerja sosial lainya. Pada tahap orientasi perawat, pasien dan keluarga merencanakan jenis pelayanan apa yang dibutuhkan.
Tahap orientasi secara langsung dipengaruhi oleh sikap pasien dan perawat dalam memberi dan menerima pertolongan secara timbal balik. Karena ini adalah tahap pertama maka perawat perlu menyadari tindakan pribadinya dengan pasien. Sebagai contoh perawat dapat bertindak berbeda kepada laki-laki yang berusia 40 tahun dengan nyeri pada abdomen yang masuk keruangan emergeny dengan diam dengan laki-laki 40 tahun yang selalu mengkomsumsi alcohol dan masuk ruangan emergency dengan berisik setelah sedikit mabok. Budaya, agama, ras, latar belakan pendidikan, pengalaman masa lalu, pemikiran yang berbeda dan harapan antara perawat dan pasien memainkan peran bagaimana tindakan perawat terhadap pasien. Factor-faktor pengaruh yang sama memainkan peran dalam reaksi pasien terhadap perawat.

Identifikasi (IDENTIFICATION)
Merupakan tahap yang kedua yaitu identifikasi, satu cara dimana pasien merespon secara selektif orang yang mampu memenuhi kebutuhanya. Setiap pasien pada tahap ini memiliki respon yang berbeda. Pasien bisa aktif mencari perawat atau sabar menunggu perawat yang mencarinya. Respon pada perawat ada 3 bagian: 1. Berpartisipasi dengan dan saling bergantung dengan perawat. 2. mandiri dan bebas dari perawat. 3. Pasif dan bergantung pada perawat.
Melalui tahap identifikasi baik pasien maupun perawat harus menjelaskan persepsi dan harapan masing-masing. Pengalaman masa lalu kedua-duanya harus menjadi sumber pengharapan mereka selama proses interpersonal. Sebagai tahap identifikasi sikap awal dari pasien dan perawat penting dalam membangun hubungan kerja , identifikasi masalah dan memutusan pertolongan yang tepat.
Persepsi dan harapan dari pasien dan perawat pada tahap identifikasi lebih kompleks disbanding tahap sebelumnya. Karena Pasien mulai selektif terhadap penolong. Ini membutuhkan lebih dari sekedar hubungan terapeutik intensif.
Sebagai ilustrasi, seorang pasien mastektomi menyatakan kepada perawat tentang ketidakmampuanya untuk mengerti latihan lenganya yang baru saja dijelaskan kepadanya karena merupakan hal yang penting setelah operasi. Perawat memperhatikan pengaruh lengan terhadap pembengkakan. Sementara perawat mencari alasan yang mungkin menyebabkan pembengkakan, pasien meminta untuk tidak melakukan latihan lengan. Pasien beralasan dari hasil pembicaraan dengan temanya bahwa latihan setelah operasi memperlambat penyembuhan. Agar memudahkan pasien mengerti dan meneruskan program latihan tersebut, maka perawat dapat menunjuk orang yang professional seperti ahli terapi fisik, perawat dan dokter akan menjelaskan kesalah pahamanya. Umumya hal itu yang terbaik apabila perawat secara objektif mendiskusikan peran setiap orang dan kentungan dan kerugian setiap konsultasi dengan mereka. Namun pada kasus ini pasien mungkin berkata bahwa ia tidak ingin berdiskusi dengan perawat maupun ahli terapi fisik karena ia menganggap hanya dokter yang punya informasi tentang hal itu. Persepsi sebelumya dari perawat dan ahli terapi dapat mempengaruhi keputusan pasien saat ini untuk memilih orang yang professional. Pada situasi ini perawat perlu mendukung keputusan pasien tersebut.
Sementara bekerja melalui tahapan identifikasi pasien mulai mempunyai rasa memiliki dan satu kemampuan untuk menghadadapi masalah, dimana mengurangi rasa ketidak berdayaan dan keputusaan. Hal ini akan menimbulkan rasa/sikap optimistis yang kuat dari dalam diri.
Exploitation. (eksploitasi)
Setelah Identifikasi , maka pasien bergerak ketahap exploitasi, dimana keuntungan semua pelayanan yang tersedia telah diambil. Pelayanan yang diberikan didasarkan atas ketertarikan dan kebutuhan pasien. Individu mulai terintegrasi dengan lingkungan penolong. Dia merasa memiliki kemampuan untuk mengendalikan keadaan berkat menerima pelayanan yang ditawarkan.
Selama tahap ini beberapa pasien boleh saja membuat permintaan lebih dibanding apa yang mereka telah lakukan saat mereka mengalami sakit yang lebih parah. Mereka membuat banyak permintaan yang kecil atau menggunakan hal lain “untuk mendapatkan perhatian” tehnik tersebut tergantung dari kebutuhan individu tersebut. bukan tidak memungkinkan Tindakan-tindakan tersebut sering dapat mempersulit bagi penyedia perawatan kesehatan jika tidak dimengerti secara baik. Perawat harus menghadapi tingkah laku pasien yang tidak sadar. Prinsip tehnik mewawancara harus digunakan supaya menggali, mengerti, dan mampu menghadapi masalah secara adequate. Sangat penting menggali kemungkinan penyebab perilaku pasien. Hubungan terapeutik harus dipelihara dengan menunjukkan sikap penerimaan, perhatian, dan kepercayaan. Perawat harus mendorong pasien memahami dan menggali perasaan, pemikiran, emosi, dan tingkah laku dengan menyediakan suasana yang tidak memojokkan dan satu emosional terapeutik yang meningkat.
Beberapa pasien tertarik untuk aktif dan terlibat dalam perawatan diri. ada pasien yang menjadi mampu mencukupi diri dengan menunjukkan inisiatif dan membentuk tingkah laku yang tepat untuk mencapai tujuan. Melalui determinasi-diri, pasien secara progresif meningkatkan tanggung-jawab terhadap diri mereka sendiri, percaya dengan potensi dan menyesuaikan dengan percaya diri dan bebas. Pasien secara realistis mulai menetapkan tujuan mereka sendiri terhadap peningkatan status kesehatan. Mereka berusaha keras untuk mencapai sebuah pola atau tujuan bagi hidup mereka dan yaitu untuk merasakan sehat. Hal ini dapat dicapai dengan menjadi produktif, melalui rasa percaya dan bergantung pada kemampuan diri dan bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri dan menjadi diri sendiri. Hasilnya, atas kepribadian yang unik dibentuk dan kekuatan dari dalam diri bertumbuh untuk menghadapi masalah atau tantangan.
Kebanyakan pasien berubah-ubah dalam ketergantungan terhadap orang lain, tergantung penyimpangan kesehatan, dan bebas berfungsi dalam keadaan sehat optimal. Menggunakan contoh sebelumya, orang ini boleh jadi membutuhkan latihan yang aktif sepanjang hari tetapi ia berkata terlalu capek hari berikutnya. Maka sebagai perawat perlu mengambil inisiatif untuk mengingatkan pasien terhadap jadwal latihan pasien.
Sikap yang berubah-ubah ini dapat di bandingkan untuk menyesuaikan reaksi remaja terhadap konflik bebas – terikat. Pasien bisa saja sementara tergantung namun secara bersamaan kebutuhan untuk bebas ada. Beragam penyebab yang memicu timbulnya ketidak seimbangan psikologi. Pasien akan terombang-ambing antara dua pernyataan dan menimbulkan kebingungan dan keragu-raguan, protes akan ketergantungan sementara ketakutan bila bebas. Dalam merawat pasien yang berubah-ubah antara bebas dan bergantung, perawat harus menghadapi hanya sikap yang ada dibandingkan harus mencoba menangani masalah yang tidak konsisten dan bertentangan. Perawat harus membuat suasana yang tidak mengancam, diamana seseorang dapat menghadapi dirinya sendiri dan memahami kelemahan diri sendiri, dan menggunakan kekuatanya tanpa mengesankan terhadap yang lain dan meminta pertolongan orang lain.
Perawat juga haruslah lebih memperhatikan pada berbagai segi komunikasi termasuk, penjelasan, mendengar, menerima dan menginterpretasi. Menggunakan factor-faktor tersebut secara benar akan menolong pasien menemukan tantanganya dan membuka jalan terhadap penyesuaian kepada yang kesehatan maksimum. Hal inilah yang dilakukan perawat untuk menolong pasien dalam mengeksploitasi semua cara untuk mendapatkan pertolongan dan kemajuan dibuat kearah langkah yang terakhir yaitu tahap resolusi

Resolusi (Resolution)
Tahap proses Intepersonal peplau yang terakhir adalah resolusi. Dimana kebutuhan pasien sudah dipenuhi melalui usaha bersama antara perawat dan pasien. Sekarang Pasien dan perawat perlu mengakhiri hubungan terapeutik mereka dan menghilangkan hubungan antara mereka.
Terkadang memutuskan hubungan diantara perawat dan pasien tersebut sangatlah sulit. Ketergangungan kebutuhan dalam satu hubungan terapeutik sering berlanjut secara psikologi setelah kebutuhan psiologis terpenuhi. Pasien merasa belumlah saatnya untuk mengakhiri hubungan. Sebagai contoh seorang ibu yang baru memiliki keinginan untuk belajar mengukur temperature anaknya. Pada kunjungan kerumah yang pertama oleh komunitas perawat kesehatan mereka membuat satu tujuan bagaimana cara mengukur temperatur bayi dengan tepat dan ibu tersebut dapat melakukannya dengan tepat setelah kunjungan yang kedua sehingga tujuan mereka tercapai. Maka hubungan berakhir karena masalah sudah selesai. Namum setelah seminggu kemudian setelah resolusi, ibu ini kembali menelepon komunitas perawat kesehatan sebanyak tiga kali untuk pertanyaan yang kecil tentang perawatan anak. Pada titik ini ibu tersebut belum memutuskan hubungan dengan komunitas perawat kesehatan.
Resolusi terakhir Boleh jadi sulit bagi perawat. Dalam contoh diatas ibu tersebut ingin mengakhiri hubungan tetapi komunitas perawat kesehatan meneruskan kunjungan ke rumah karena ingin melihat kemajuan dari bayi. Dalam hal ini perawat tidak mampu lepas dari ikatan hubungan yang ada. Pada tahap resolusi, seperti pada tahap yang lain, keragu-raguan dan ketegangan antara pasien dan perawat akan meningkat bilamana ada kegagalan dalam penyelesaian tahap tersebut.
Selama resolusi sukses, pasien akan terlepas dari penolong yaitu perawat. Tahap ini adalah hasil perkembangan langsung atas suksesnya penyelesaian tahap-tahap lainya. Pasien memutuskan ikatan dengan perawat. Keseimbangan emosi yang lebih sehat ditunjukkan. Perawat juga harus menunjukkan bahwa ia terbebas dari pasien. Saat hubungan terapeutik interpersonal dibubarkan pada contoh tahap-tahap diatas, maka perawat dan pasien akan menjadi individu yang semakin matang. Kebutuhan pasien telah terpenuhi dan berlanjut kepada tujuan lain yang baru.

Tautan :biography hildegrad peplau

Hildegard E. Peplau "Interpersonal Relationship Theory"

Biography

Hildegrad Peplau lahir di Reading Pensylvania 1 September 1909. Lulus Diploma Keperawatan dari Pottstown, Pennsylvania 1931. Lulus BA dari Bennington College bidang interpersonal Psychology 1943, dan lulus MA bidang Keperawatan jiwa (Psychiatrict) 1947 dan Doktor PEndidikan bidang pengembangan kurikulum 1953. DR Peplau memiliki pengalaman kerja dibidang keperawatan baik di rumah sakit swasta maupun pemerintah, 2 tahun di Kemiliteran US, Penelitan keperawatan, dan praktek paruh waktu di keperawatan jiwa swata. Dia telah mengajar bidang keperawatan jiwa selama beberapa tahun dan professor emeritus dari Universitas Rutgers. Lulusan sarjana bidang keperawatan yang pertama eropa pusat di fasilitasi oleh DR. Peplau di belgia.

Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya “hubungan interpersonal dalam keperawatan” 1952 . ia juga menerbitkan banyak artikel dalam majalah-majalah professional dengan topic mulai konsep interpersonal sampai issue terkini dalam bidang keperawatan. Pampletnya “prinsip dasar bagi konseling keperawatan” yang berasal dari hasil penelitianya dan lokakaria (pengalaman kerja)

Dr. Peplau telah bekerja pada berbagai organisasi, termasuk WHO, lembaga nasional kesehatan jiwa, dan kesatuan keperawatan. Ia juga mantan direktur eksekutif dan presiden persatuan Perawat Amerika dan anggota akademi keperawatan amerika. Dia telah bekerja /melanyani sebagai konsultan keperawatan bagi berbagai Negara-negara asing dan bagian bedah umum angkatan udara US. Pensiun pada tahun 1974 dan masih aktif dalam keperawatan. Bukunya 1952 telah diterbitkan kembali 1988 (komunikasi pribadi, November 4, 1987). Kontribusinya yang banyak bagi keperawatan adalah hasil kualitas rintisanya dalam komunikasi dan persepsinya mengenai keperawatan.

Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya hubungan antar-pribadi (interpersonal) dalam keperawatan, sehubungan dengan bukunya “teori parsial untuk praktek keperawatan” Peplau membahas mengenai tahap-tahap proses hubungan antar-pribadi, peran dalam kerja keperawatan, dan metode-metode dalam mempelajari keperawatan sebagai satu proses interpersonal.

Menurut Peplau, keperawatan adalah terapeutik yaitu satu seni menyembuhkan, menolong individu yang sakit atau membutuhkan pelayanan kesehatan. Keperawatan dapat dipandang sebagai satu proses interpersonal karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu dengan tujuan yang sama. Dalam keperawatan tujuan bersama ini akan mendoronga kearah proses terapeutik dimana perawat dan pasien saling menghormati satu dengan yang lain sebagai individu, kedua-duanya mereka belajar dan berkembang sebagai hasil dari interaksi. Belajar menempatkan diri saat individu mendapat stimulus dalam lingkungan dan berkembang penuh sebagai reaksi kepada stimulus tersebut.

Untuk mencapai tujuan ini atau tujuan-tujuan yang lain di capai melalui penggunaan serangkaian langkah-langkah dan pola yang pasti. Saat hubungan perawat dan pasien berkembang pada pola terapeutik ini, ada cara yang fleksibel dimana fungsi perawat dalam berpraktek – dengan membuat penilaian - dengan keahlian yang didapatkan melalui ilmu pengetahuan, dengan menggunakan kemampuan teknis, dan peran asumsi.

Ketika perawat dan pasien mengidentifikasi satu masalah pertama kalinya dan mulai focus pada tindakan yang tepat, pendekatan yang dilakukan melalui perbedaan latar-belakang dan keunikan individu. Setiap individu dapat pandang sebagai satu struktur yang unik bio-psyko-spri-sos yang satu dengan yang lain tidak bertentangan. Setiap individu telah belajar dari lingkungan, adat-istiadat, kebiasaan, dan kepercayaan yang berbeda yang membentuk budaya individu tersebut. Setiap orang datang dari (pemikiran) sudut pandang yang berbeda sehingga mempengaruhi persepsi, dan perbedaan persepsi ini sangat penting dalam proses interpersonal. Sebagai tambahan bagi perawat dari latar belakang pendidikan, yang mengerti tentang teori perkembangan, konsep adaptasi kehidupan, respon konflik, juga wawasan yang luas tentang peran keperawatan professional dalam proses hubungan interpersonal. Sebagai perawat dan pasien yang berhubungan terus harus mengerti peran masing-masing dan faktor sekitar yang meningkatkan masalah hingga keduanya saling berbagi atau berkolaborasi dalam mencapai tujuan bersama.

Perawat dan klien bekerjasama dan hasilnya akan saling mengenal dan akan matang secara proses. Peplau memandang keperawatan sebagai “kekuatan yang matang dan instrument yang mendidik”. Dia percaya bahwa keperawatan adalah hasil pengalaman belajar mengenai diri sendiri dan orang lain yang terlibat dalam hubungan interpersonal. Konsep ini didukung oleh Genevieve Burton (1950) penulis lain tentang keperawatan mengatakan : “ tingkah laku orang lain harus dimengerti agar dapat mengerti diri sendiri secara jelas”. Orang-orang yang tersentuh dengan diri sendiri akan lebih sadar terhadap berbagai ragam jenis reaksi bujukan individu yang lain.

Sebagai perawat ialah mengarahkan pasien untuk penyelesaian masalah yang dihadapi setiap hari, sehingga metode dan prinsip-prinsip yang digunakan dalam berpraktek secara professional akan meningkat secara efektif. Setiap permasalahan akan mempengaruhi kepribadian perawat dan meningkatkan professionalisme. Inilah ciri diri perawat yang memiliki perubahan langsung dalam terapeutik, hubungan interpersonal.

Peplau mengidentifikasi empat tahapan hubungan interpersonal yang saling berkaitan yaitu: (1) orientasi, (2) identifikasi, (3) eksploitasi, (4) resolusi (pemecahan masalah). Setiap tahap saling melengkapi dan berhubungan sebagai satu proses untuk penyelesaian masalah.
tautan : tahap-tahap perawatan menurut Peplau